Cari Blog Ini

4/05/2012

6 unit Super tucanno tiba bln Agustus 2012

Malang - Enam pesawat EMB-314 Super Tucano buatan Brasil akan tiba pada Agustus 2012 di Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Kepastian itu dikatakan Panglima Komando Operasi TNI-AU II (Pangkoopsau II), Marsekal Muda Ismono Widjajanto, di Malang usai upacara serah terima jabatan (Sertijab) Komandan Lanud (Danlanud) Abduracham Saleh, Selasa. "Pengiriman pesawat buatan Brasil ini akan dilakukan secara bertahap, dan dari total 18 pesawat taktis yang dipesan, enam pesawat dipastikan tiba bulan Agustus 2012," katanya. Sedangkan untuk penerbang yang akan mengawaki pesawat itu, akan diambilkan dari penerbang lama pesawat tempur taktis lama OV-10F Bronco yang ada di berbagai skadron udara. "Kedatangan pesawat tempur Super Tocano ini akan menggantikan pesawat tempur taktis OV-10 F Bronco buatan North American Rockwell Amerika Serikat yang sudah dinyatakan grounded, dan tiba kali pertama ke Indonesia ketika itu tahun 1976," katanya. Sementara itu, dengan adanya Komandan Lanud baru yakni Kolonel Pnb Gutomo SIP yang menggantikan Komandan Marsekal Pertama Agus Dwi Putranto yang menjadi Kepala Staf Komando Operasi (Kas Koops) TNI AU II, diharapkan mampu menjadi orang yang tepat dengan kedatangan pesawat ini. "Memimpin Lanud Abdurahman Saleh membutuhkan orang yang tepat. Karena merupakan salah satu pangkalan induk yang memiliki peran penting dalam melaksanakan operasi militer perang maupun operasi militer selain perang," kata Ismono. Dengan adanya peran penting itu, Lanud Abdurahman Saleh dipilih menjadi pangkalan yang menerima dan mengoperasikan pesawat Super Tucano. "Dengan adanya total 18 pesawat Super Tocano, maka tugas Danlanud yang baru adalah harus menyiapkan sebanyak 27 pilot Super Tucano," katanya. (Antara )

PT Pindad Sanggup Produksi MBT

Jurnas.com | KEPALA Divisi Persenjataan PT Pindad, Ade Bagja, menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah melalui Kementerian Pertahanan membeli 100 tank Leopard dari Pemerintah Belanda. Namun, jelas Ade, Pindad juga sanggup apabila nantinya diinstruksikan memproduksi alat utama sistem kesenjataan jenis tank tempur utama (main battle tank) tersebut. ”Apakah sanggup buat Leopard? maka jawabannya harus karena itu tantangan dan kami harus menjawab tantangan tersebut,” ujar Ade di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4). Keyakinan itu menurut Ade, berkaca dari keberhasilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri pertahanan itu memproduksi kendaraan lapis baja periode 2003-2004 lalu. Ade menyatakan, saat itu banyak yang meragukan kemampuan Pindad membuat kendaraan lapis baja. ”Banyak yang bilang dari sisi teknologi sumberdaya manusia, kami tak bisa memproduksi kendaraan lapis baja. Tapi nyatanya dengan kerja keras dan kerja cerdas, kami membuktikan bahwa kami bisa,” katanya. Ade menilai, rencana pembelian 100 tank Leopard sesuai dengan kebutuhan peralatan pertahanan nasional saat ini. ”Setiap peralatan pertahanan itu ada peruntukannya. Jadi kenapa harus tank Leopard? Pasti hal itu sudah melewati pertimbangan matang sesuai kebutuhan saat ini,” katanya. Kementerian Pertahanan telah mengganggarkan dana hingga US$280 juta untuk pembelian tank Leopard buatan Jerman yang digunakan militer Belanda. Anggaran pembelian diambil dari alokasi dana bidang pertahanan tahun anggaran 2010-2014. Namun parlemen Belanda sampai saat ini masih belum menyetujui niat Pemerintah Indonesia yang ingin membeli 100 tank Leopard. Ini lantaran parlemen Negeri Kincir Angin itu khawatir Leopard nantinya akan digunakan dalam aktivitas militer yang berpotensi menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM. sumber: jurnas