Cari Blog Ini

2/28/2011

Menhan Tinjau KRI Clurit 641 di Batam


Menhan Puji Kapal Perang Buatan Batam
BATAM - Produksi Kapal Cepat Rudal (KCR) hasil karya putra-putri Indonesia di Batam mendapat sambutan luar biasa dari Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro. Menhan berjanji akan terus membangun kapal-kapal perang seperti KRI Clurit yang 100 persen pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam.

Menurut Menhan, suksesnya produksi kapal perang berkecepatan 30 knot yang dilengkapi dengan sistem persenjataan modern seperti Sensor Weapon Control (Sewaco), Meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), serta peluru kendali itu adalah bukti bahwa sistem pertahanan nasional bisa membangun seperti KCR tersebut.

Dikutip Batam Pos (JPNN Group), Minggu (27/2), Purnomo mengatakan, kapal dengan panjang 44 meter berbahan aluminium itu sangat cocok untuk kegiatan patroli maupun penyerangan di perairan kawasan Indonesia bagian barat (armabar). Pasalnya kata mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, laut di wilayah barat Indonesia termasuk laut yang tidak terlalu dalam dan sangat cocok untuk dilintasi kapal perang berukuran sedang yang saat ini tengah diproduksi di dalam negeri.

"Laut-laut di kawasan barat memang cocok untuk kapal-kapal seperti KRI Clurit. Asalkan bisa untuk patroli dan bisa juga untuk melakukan suatu penyerangan," ujar Purnomo Yusgiantoro disela-sela kunjungannya bersama Panglima Armabar Laksamana Muda Hari Bowo di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang.

Angkatan Darat Brunei saat ini mengoperasikan VAB 4x4 : 26 dibeli pada tahun 1996, dan 17 dibeli pada tahun 2001 (photo : Military Vehicle)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi mengatakan, pemerintah Brunei Darussalam berminat untuk membeli dan menggunakan kendaraan tempur dan beberapa jenis senjata buatan Indonesia.

"Mereka akan menggunakan produk-produk dalam negeri kita, khususnya kendaraan-kendaraan tempur dan persenjataan," kata Sudi Silalahi kepada wartawan setelah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerja di Provinsi Kepulauan Riau, Minggu sore.

Sudi mengatakan, kerja sama pertahanan dengan Brunei itu adalah salah satu dari beberapa hasil kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono ke Brunei Darussalam pada 24 Februari 2011, atau sehari sebelum presiden berkunjung ke Kepulauan Riau.

Menurut Sudi, kerja sama pertahan dengan Brunei itu sudah dinyatakan dalam penandatanganan nota kesepahaman.

Namun demikian, Sudi tidak menjelaskan jumlah dan spesifikasi alat pertahanan buatan Indonesia yang akan diekspor ke Brunei. Dia juga tidak menyebutkan tenggat waktu pelaksanaan kerja sama itu.

Pernyataan bersama Presiden Yudhoyono dan Sultan Hassanal Bolkiah yang disampaikan secara tertulis menyatakan, kedua negara juga sepakat untuk membentuk dan meningkatkan peran komite kerja sama pertahanan.

Kedua kepala negara optimistis, komite itu akan meningkatkan dan memperkuat kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Brunei Darussalam.

Selain pertahanan, kedua negara juga sepakat untuk membina kerja sama di bidang pertanian, kebudayaan dan pariwisata, ketenagakerjaan, serta pendidikan.

Khusus untuk bidang pendidikan dan ketenagakerjaan, pemerintah Brunei bersedia membantu para tenaga kerja Indonesia dan anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

"Ada kesempatan peningkatan pendidikan bagi tenaga kerja, juga putera puteri tenaga kerja kita di sana mendapatkan pendidikan yang lebih baik," ucap Sudi Silalahi.